KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami
panjatkan kepada Alloh SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah Asuhan Kebidanan Pada Neonatus. Makalah ini berisikan
DEHIDRASI PADA NEONATUS.
Kami berharap makalah ini dapat
berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi yang membaca makalah ini.
Selain itu kami juga berharap makalah ini digunakan sebagai mana mestinya.
Penulis sadar bahwa memiliki
banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini, oleh karena itu penulis
mengharapakan segala saran, kritik dan masukan yang membangun untuk proses
dimasa yang akan datang.
Maos, Januari 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Air memiliki manfaat penting
bagi kesehatan seperti meningkatkan kemampuan kognitif, pencegahan batu dan
infeksi kandung kemih hingga mencegah obesitas. Cegah gangguan kesehatan dengan
minur air yang cukup.
Air adalah komponen terbesar di
dalam tubuh manusia. Kandungannya bervariasi sesuai usia, misalnya pada bayi
terdapat 80 persen air, pada orang dewasa sebesar 60 persen dan pada usia
lanjut atau di atas 65 tahun sebesar 50 persen.
B.
Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah
tentang pemeriksaan saraf ini adalah:
1.
Mengetahui definsi
dari dehidrasi.
2.
Mengetahhui tanda
dan gejala dehidrasi pada neonatus.
3.
Mengetahui penyebab
dehidrasi pada neonatus.
4.
Mengetahui
penanganan dehidrasi pada neonatus.
C.
Manfaat
Makalah ini dibuat tidak
semata-mata hanya untuk memenuhi tugas kelompok, tapi juga agar bermanfaat bagi
semua pihak yaitu:
1.
Bagi Mahasiswa
Mahasiswa lebih paham tentang dehidrasi pada neonatus,
baik dari tanda dan gejalanya serta penanganan dehidrasi pada neonatus.
2.
Bagi Dosen
Dosen dapat menemukan sesuatu yang baru tentang dehidrasi pada neonatus
jika terdapat opini dan hal-hal baru yang ditemukan oleh mahasiswa.
BAB I I
TINJAUAN MATERI
A.
DEFINISI
Dehidrasi adalah berkurangnya
cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium
(dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yangsama
(dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak daripada air
(dehidrasi hipotonik).
Kadar
air dalam lean body mass bayi (tubuh tanpa jaringan lemak) kurang lebih 82%.
Apabila bayi kehilangan cairan 5% atau lebih, kan terjadi dehidrasi.
Pada masa gestasi
akhir sampai minggu pertama sesudah kelahiran, fungsi ginjal mengalami
perubahan sedemikian rupa sehingga mempengaruhi keseimbangan air dan garam. Air
di dalam tubuh terdapat di dalam sel (intraseluler) atau di luar sel
(ekstraseluler). Pada masa gestasi akhir cairan ekstraseluler bertambah, tetapi pada waktu lahir terjadi perubahan
fisiologik yang menyebabkan berkuangnya cairan ekstraseluler. Dengan ginjal yang makin matur dan
beradaptasi dengan kehidupan
ekstrauterin, eksresi urin bertambah mengakibatkan berkurangnya cairan
ekstraseluler. Kecepatn filtrasi glomerulus berkurang, sehingga kehilangan
Natrium melalui urin berkurang dan kecepatan reabsorbsi ginjal terhadap natrium
melalui tubulus juga berkurang. Pada bayi prematur karena fungsi ginjal yang
imatur, ketidakseimbangan ini lebih berat.
Dehidrasi pada bayi
terjadi ketika bayi tidak mendapatkan cairan yang cukup untuk kebutuhan
tubuhnya, biasanya terjadi jika muntah-muntah, diare, panas tinggi atau
mengeluarkan keringat yang banyak. Dehidrasi bisa ringan dan mudah diatasi,
bisa juga parah dan membahayakan jiwa.
B.
Dehidrasi terbagi
dalam tiga jenis berdasarkan penurunan berat badan, yaitu:
1.
Dehidrasi ringan
(jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan).
2.
Dehidrasi sedang
(jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan)
3.
Dehidrasi berat
(jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan).
C.
Tanda-tanda
dehidrasi pada bayi
1.
Lebih dari 6 jam
tidak pipis
2.
Pipisnya berwarna
lebih gelap dari biasanya dan baunya lebih kuat
3.
Lemah dan lesu
4.
Mulut dan bibir
kering atau pecah-pecah
5.
Tidak keluar air
mata ketika menangis
D.
Ciri-ciri Bayi yang
Dehidrasi
1.
Haus berlebihan
Ini terlihat jelas, tetapi jika bayi kurang cairan dia
secara alami akan merasakan dorongan untuk minum lebih banyak. Bayi mungkin
menangis sampai diberikan botol dan kemudian terus mengisap sampai semua air,
susu atau jus habis. Ini adalah tanda dehidrasi ringan dan sedang.
2.
Terlihat lesu dan
tidak sehat
Bayi yang tampak lesu mungkin menderita dehidrasi serius
serta harus diberikan cairan dan dibawa ke dokter segera. Kelesuan pada bayi
meliputi kurangnya energi, keinginan untuk berbaring sepanjang hari dan
kurangnya memperlihatkan emosi.
3.
Hilangnya
elastisitas kulit
Dehidrasi pada bayi dapat menyebabkan hilangnya
elastisitas kulit. Jika kita mencoba dengan lembut mencubit kulit anak, tidak
cepat kembali ke posisi normal, ini bisa menjadi tanda dehidrasi. Hal ini
terjadi karena tidak cukup air mencapai kulit.
4.
Mulut kering dan
lengket
Bayi yang tidak terhidrat dengan benar sering menunjukkan
gejala mulut kering. Hal ini dapat disertai dengan air liur putih atau busa di
sudut mulut bayi.
5.
Popok kering
Popok bayi kering selama lebih dari beberapa jam dan
tentu tidak boleh kering selama lebih dari 5 atau 6 jam. Hal ini dapat terjadi
bila bayi dehidrasi karena tubuhnya menggunakan sedikit cairan yang diminum dan
juga hanya mengeluarkan sedikit cairan. Sembelit adalah gejala serupa, walaupun
ini mungkin hasil dari hal-hal lain seperti nafsu makan yang buruk atau sistem
pencernaan lambat.
E.
Gejala lainnya dari
dehidrasi:
1.
Mata cekung
2.
Tangan dan kaki
terasa dingin dan terlihat kemerahan
3.
Rewel dan mengantuk
berlebihan
4.
Ubun-ubun cekung
Jika dehidrasi
tahap serius terjadi, segera bawa ke UGD untuk diberikan infus. Atau bisa
konsul ke dokter anak untuk dicek keadaannya. Untuk dehidrasi ringan biasanya
dokter akan menyarankan anak diberikan cairan elektrolit yang bisa didapat
dengan mudah di apotik. Selain itu jangan berhenti menyusui ASI atau memberikan
susu botol.
F.
Mencegah Dehidrasi
Pencegahan dehidrasi harus
dilakukan terutama ketika bayi sedang sakit atau hari sangat panas,
Cara mencegah dehidrasi:
1.
Memberikan cairan
yang banyak kepada bayi.
2.
Jika umur bayi
sudah lebih dari empat bulan, berikan juga banyak air putih.
3.
Ketika memberikan
jus buah pada bayi, campurlah dengan air supaya cairannya lebih banyak.
Hal yang perlu diperhatikan
saat penanganan dehidrasi pada kondisi berikut ini:
1.
Demam: berikan
banyak cairan jika bayi anda demam. Jika ia terlihat kesulitan dalam menelan,
berikan obat anti nyeri atas petunjuk dokter.
2.
Kepanasan: terlalu
banyak aktivitas di hari yang panas, atau duduk diam dalam waktu lama di ruang
yang panas dan penuh sesak bisa menyebabkan berkeringat deras dan kehilangan
cairan. Berikan cairan lebih banyak dari biasanya dalam kondisi seperti ini.
3.
Diare: jika bayi
sedang menderita infeksi saluran pencernaan atau flu perut, ia akan kehilangan
cairan melalui diare dan muntah-muntah. Jangan berikan jus buah karena akan
memperparah sakitnya. Jangan juga sembarangan memberikan obat anti diare tanpa
petunjuk dokter. Yang perlu dilakukan adalah memberikan ASI atau susu botol
lebih banyak dari biasanya, juga tambahan air putih untuk bayi di atas empat
bulan. Jika bayi sudah terlihat mulai dehidrasi segera berikan cairan
elektrolit.
4.
Muntah-muntah:
infeksi pencernaan atau virus dapat menyebabkan muntah-muntah. Berikan cairan
elektrolit sedikit-sedikit tapi sering, yaitu dua sendok teh setiap lima menit.
Jika bayi bisa bertahan tidak muntah selama satu jam, mulai berikan cairan
elektrolit empat sendok teh 15 menit sekali.
5.
Menolak minum:
radang tenggorokan, sakit di tangan, kaki, mulut bisa sangat menyakitkan dan
membuat bayi tidak mau minum. Konsultasi pada dokter untuk memberikan obat anti
nyeri, kemudian tawari ASI atau susu botol dan air putih, sedikit-sedikit tapi
sering.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN PADA BAYI SAKIT
Bayi Ny. A Umur
8 hari Dengan Dehidrasi Sedang Karena Diare
RSUD CILACAP
Pengkajian hari, tanggal : 26 Januari 2012
Pukul : 10.15 wib
Tempat : POLI ANAK RSUD CILACAP
I.
PENGKAJIAN
A.
Identitas/Biodata
1.
Bayi
Nama bayi : Bayi
Ny. A
Jenis kelamin :
Perempuan
Tempat tanggal lahir
: Cilacap, 18 januari 2012
Umur : 8 hari
2.
Orang Tua
Nama ibu : Ny. A Nama
Ayah : Tn. E
Umur : 25 tahun Umur
: 25 tahun
Pekerjaan : IRT Pekerjaan
: Wiraswasta
Pendidikan : SMA Pendidikan
: SMA
Agama : Islam Agama
: Islam
Suku : Jawa Suku
: Jawa
Alamat : Jl. Imam
Bonjol No. 7 Alamat : Jl. Imam Bonjol No. 7
CILACAP CILACAP
B.
Anamnesa
1.
Keluhan Utama
Ny. A datang bersama bayinya dan mengatakan bahwa bayinya
diare, lemas dan nampak tidak sehat.
Riwayat Kesehatan
a.
Riwayat kesehatan
sekarang
Ibu mengatakan bayinya lemas, nampak tidak sehat dan
tidak buang air kecil.
b.
Riwayat kesehatan
lalu
Bayi lahir aterm, tidak ada kelainan.
c.
Riwayat kesehatan
keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarganya tidak pernah menderita
penyakit kronik, seperti jantung, DM, hipertensi, ginjal dan penyakit menular
lainnya.
2.
Riwayat persalinan
a.
Riwayat obstetric
ibu : P1A0
b.
Penolong : Bidan
c.
BBL : 2700gram
d.
PBL : 49cm
e.
LILA Lahir : 10 cmm
f.
LK Lahir : 32 cm
g.
LD Lahir : 33 cm
3.
Riwayat imunisasi
Ibu mengatakan anaknya telah diimunisasi HB0 pada
hari ke-2 setelah persalinan.
4.
Pola Kebutuhan
Dasar
a.
Nutrisi
Sebelum sakit :
minum ASI, tidak terkaji
Sesudah sakit :
bayi haus berlebihan
b.
Eliminasi
Sebelum sakit : BAB
2 x/hari, BAK 5-6 x/hari
Sesudah sakit : BAB
4 x/hari, BAK 1 x/hari
c.
Personal Hygiene
Sebelum sakit : 2
x/hari mandi kering
Sesudah sakit : 2
x/hari mandi kering
d.
Istirahat
Sebelum sakit :
tidur 18-20 jam/hari
Sesudah sakit :
tidur 17 jam/hari
e.
Aktivitas
Sebelum sakit :
bayi aktif tampak bugar
Sesudah sakit :
bayi tampak lemah dan aktivitas terganggu
5.
Pemeriksaan Fisik
a.
Pemeriksaan umum :
Keadaan umum :
anak tampak lemah
Kesadaran : somnolen
Tanda-tanda vital :
N : 130 x/mnt S : 36 0C
RR : 48 x/mnt PB/BB : 49 cm/2600 gr
b.
Pemeriksaan umum
Kepala : UUK : cekung rambut : hitam bersih
UUB : datar Lingkar
kepala : 32 cm
Mata :
Tidak ada tanda infeksi mata ,konjungtiva kering, sklera putih.
Hidung :
bersih, tidak ada polip
Mulut
: bersih, mukosa bibir tampak kering, pucat.
Telinga :
simetris, tidak ada serumen.
Leher :
tidak ada pembesaran.
Dada :
simetris, suara nafas : tidak terdengar ronchi atau wheezing, nafas cepat.
Perut :
simetris, bundar, turgor kulit kurang (lambat)
Punggung :
normal, tidak ada spina bifida.
Ekstermitas :
Jari tangan lengkap, Pergerakan lemah,
Lila 9 cm, Jari kaki : lengkap, Posisi : simetris
Genetalia :
jenis kelamin perempuan, keadaan bersih, lubang anus ada
c.
Pemeriksaan
penunjang : Pemeriksaan laboratorium ,leukosit 5400 ul
C.
Data Psikososial
1.
Status emosi anak : anak terlihat letargis, haus
berlebihan.
2.
Komunikasi : -
II.
INTERPRESTASI DATA
DASAR
1.
Diagnosa
Bayi Ny. A umur 8 hari dengan
dehidrasi sedang.
DS : a. Ibu
mengatakan bayinya lahir tanggal 8 November 2007, pukul 10.00 WIB
b. Ibu mengatakan anaknya lemah, dan haus berlebihan.
DO : N : 130x/mnt S : 360C
RR : 48 x/mnt PB/BB : 49 cm/2600 gr
2.
Masalah
a.
Bayi sangat lemah, diare, haus berlebihan dan suhu
tubuhnya menurun.
Ds : Ibu mengatakan
badan bayinya dingin dan lemah
Do : Bibir pucat
dan kering , temp: 360C, badan bayi lemas.
3.
Kebutuhan
a.
Penyuluhan tentang
tanda bahaya dehidrasi.
b.
Penyuluhan tentang
penanganan dehidrasi.
c.
Rehidrasi pada
bayi.
III.
IDENTIFIKASI
DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Potensial dehidrasi berat
IV.
ANTISIPASI TINDAKAN
SEGERA
1.
Perawatan bayi
dengan dehidrasi sedang
2.
Kolaborasi dengan
dokter Spesialis anak
V.
RENCANA ASUHAN
Tanggal :26 Januari 2012 Jam : 10.20 WIB
1.
Beritahu ibu hasil
pemeriksaan bayinya
2.
Beritahu ibu untuk tetap
memenuhi kebutuhan cairan dengan memberi ASI tanpa jadwal.
3.
Pasang infus RL 150
ml/hari untuk membantu rehidrasi atas instruksi dokter.
4.
Beritahu ibu untuk
tetap jaga kehangatan bayinya agar tidak terjadi hipotermi.
5.
Anjurkan ibu banyak
mengkonsumsi makanan bergizi untuk menunjang produksi ASI
6.
Beri ibu obat
oralit untuk bayinya
VI.
IMPELEMENTASI
Tanggal :26 Januari 2012 Jam :10.25 WIB
1.
Memberitahu ibu
hasil pemeriksaan bayinya yaitu N :124 x/mnt
S: 380C RR :48 x/ mnt
2.
Memberitahu ibu
agar memberikan ASI nya saja secara tidak terjadwal untuk memenuhi kebutuhan
cairan dikarenakan bayinya mengalami kekurangan cairan.
3.
Memasang infus RL
150ml/hari untuk rehidrasi tambahan atas instruksi dari dokter.
4.
Memberitahu ibu
agar selalu menjaga kehangatan bayinya karena bayi mudah sekali kehilangan
panas tubuhnya salah satu cara menjaga kehangatan bayi adalah dengan cara
dibedong , memakaikan topi bayi, mengganti popok setiap kali BAB/ BAK ataupun jika lembab atau basah.
5.
Menganjurkan ibu
untuk banyak mengkonsumsi makanan bergizi untuk menunjang produksi ASI nya
seperti sayuran hijau dan protein nabati maupun hewani seperti kacang kacangan
,daun katuk,telur, susu.
6.
Memberikan obat
oralit pada ibu agar diberikan pada bayinya dengan dosis 1 x 1
VII. EVALUASI
1.
Ibu suda tahu hasil
pemeriksaan bayinya
2.
Ibu bersedia
memberika Asi nya secara tidak terjadwal.
3.
Infus sudah
terpasang untuk membantu rehidrasi atas instruksi dokter.
4.
Ibu bersedia untuk
menjaga kehangatan bayinya
5.
Ibu bersedia untuk
mengkonsumsi makanan yang dianjurkan agar Asi nya bayak.
6.
Ibu sudah menerima
obat untuk bayinya dan tahu cara memberikanya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat
berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau
hilangnya air dan natrium dalam jumlah yangsama (dehidrasi isotonik), atau
hilangnya natrium yang lebih banyak daripada air (dehidrasi hipotonik). (Ilmu Kesehatan Anak 2)
Dehidrasi ini di bagi menjadi tiga yaitu ringan, sedang
dan berat. Dikatakan dehidrasi ringan apabila kehilangan cairan berkisar 5%
dari berat badan, dehidrasi sedang apabila kehilangan cairan 5-10% dari berat
badan, dehidrasi berat apabila kehilangan cairan >10% dari berat badan. (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal : 379)
Dehidrasi pada bayi dapat
terjadi karena bayi tidak mendapatkan cairan yang cukup untuk kebutuhan
tubuhnya, biasanya terjadi jika muntah-muntah, diare, panas tinggi atau
mengeluarkan keringat yang banyak. Dalam Buku Acuan nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal di sebutkan bahwa tanda atau gejala dehidrasi
adalah bayi mengantuk, tampak kehausan, kulit, bibir dan lidah kerimg, saliva
kental, mata dan ubun-ubn cekung, warna kulit pucat, turgor kulit kurang,
ekstremitas dingin, banyaknya air kemih berkurang, aptik, gelisah, kadang
kejang atau syok dan asidosis.
Kasus di atas termasuk dalam dehidrasi sedang. Kasus
dehidrasi sedang tersebut di karenakan bayi mengalami diare. Dehidrasi sedang
dalam kasus di atas di tandai dengan mata yang cekung, bibir dan lidah yang
kering, frekuensi berkemih berkurang, turgor kulit yang lambat dan anak tampak
letargis.
Penanganan dehidrasi pada bayi
harus segera dilakukan, karena jika tidak segera dilakukan akan menimbulkan
komplikasi lain pada bayi. Kolaborasi dengan dokter diperlukan dalam penangan
kasus dehidrasi pada bayi. Pada kasus diatas penangan yang dilakukan adalah
dengan cara rehidrasi cairan melalui ASI dan juga di bantu melalui infus RL.
Karena bayi dalam kasus diatas juga mengalami diare maka dalam pengobatannya
diberi oralit peroral. Kehangatan tubuh bayi juga harus tetap dijaga agar tidak
terjadi hipotermi
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Dehidrasi adalah berkurangnya
cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium, atau hilangnya
air dan natrium dalam jumlah yangsama, atau hilangnya natrium yang lebih banyak
daripada air.
2.
Dehidrasi pada bayi
terjadi ketika bayi tidak mendapatkan cairan yang cukup untuk kebutuhan
tubuhnya, biasanya terjadi jika muntah-muntah, diare, panas tinggi atau
mengeluarkan keringat yang banyak. Dehidrasi bisa ringan dan mudah diatasi,
bisa juga parah dan membahayakan jiwa.
3.
Dehidrasi ini di bagi
menjadi tiga yaitu ringan, sedang dan berat.
4.
Ciri-ciri Bayi yang
Dehidrasi : haus berlebihan, terlihat lesu dan tidak sehat, hilangnya
elastisitas kulit, popok kering, mata cekung.
B.
SARAN
Kami mengaharap dan menghimbau
kepada para pembaca apabila ada kesalahan atau kekeliruan baik kata-kata atau
penyusunan dalam pembuatan makalah, agar memberikan saran dan kritik yang bisa
mengubah penulis kearah yang lebih baik dalam penulisan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Nanny
L.D.,Vivian. 2011. AsuhanNeonatus, Bayi,
danAnakBalita. Jakarta: SalembaMedika
Alimul H.,
Aziz A. 2008. PengantarIlmuKesehatanAnakUntukPendidikanKebidanan.
Jakarta: SalembaMedika
Jakarta: SalembaMedika
Rukiyah,
A.Yeyeh. Yulianti, Lia. 2010. AsuhanNeonatus,
Bayi, danAnakBalita. Jakarta:
PenerbitBukuKeperawatan Dan Kebidanan
PenerbitBukuKeperawatan Dan Kebidanan
Prawiriharjo Sarwono. 2008. PelayananKesehatan
Maternal dan Neonatal
Jakarta.
http://ayurai.wordpress.com/2009/04/10/askeb-neo-trauma-kelahiran-pada-bayi-baru-lahir/
MAKALAH
DEHIDRASI
PADA NEONATUS
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Askeb Neonatus
Dosen Pengmpu: Prawiti
Sugeng Wijaya, S. SiT
KELOMPOK 5
1.
Cici Nurlina (10.804)
2.
Eka Rahmawati (10.813)
3.
Kris Uni Anjani (10.821)
4.
Mundiyati (10.825)
5.
Tumini Diah (10.842)
6.
Yunita Riyawati (09.707)
AKADEMI
KEBIDANAN PAGUARMAS
MAOS-CILACAP
2011
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan
C.
Manfaat
BAB II TINJAUAN TEORI
A.
Definisi
B.
Jenis-Jenis
Dehidrasi
C.
Tanda Bayi
Dehidrasi
D.
Ciri-Ciri Bayi
Dahidrasi
E.
Gejala Lain Pada
Dehidrasi Bayi
F.
Mencegah Dehidrasi
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Infonya sangat lengkap dan bermanfaat. Maksudnya kesadaran samnolen itu yang seperti apa ? Terima kasih :)
BalasHapusCiri - Ciri Asma Pada Balita