BAB I
PENDAHULUAN
A.   
LATAR
BELAKANG
Anemia atau kurang darah sering
dikaitkan dengan kondisi lemah, letih, dan lesu akibat kurangnya kandungan zat
besi di dalam darah. Tak hanya pada orang dewasa, anak-anak bahkan balita pun
bisa terkena anemia. Indonesia jumlah penderita anemia yang berasal dari
kelompok anak usia sekolah (6–18 tahun) mencapai 65 juta jiwa. Bahkan, jika
digabung dengan penderita anemia usia balita,remaja putri,ibu hamil, wanita
usia subur, dan lansia, jumlah total mencapai 100 juta jiwa. Artinya, secara
kasar bisa dikatakan bahwa satu di antara dua penduduk Indonesia menderita
anemia. Dalam survei KRT juga terlihat angka kejadian anemia lebih tinggi pada
perempuan dibandingkan laki-laki. Jika anemia terjadi pada anak perempuan,
dampaknya tidak hanya bagi anak tersebut melainkan juga generasi selanjutnya.
Ini mengingat anak perempuan tersebut kelak akan mengandung dan melahirkan.
Anemia bisa disebabkan kondisi
tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah tinggi, seperti saat hamil,menyusui,
masa pertumbuhan anak dan balita, serta masa puber. Atau ketika tubuh banyak
kehilangan darah seperti saat menstruasi dan pada penderita wasir dan cacing
tambang. Mereka yang menjalankan diet miskin zat besi atau pola makan yang
kurang baik juga rentan anemia. Sebab lainnya adalah terjadinya gangguan
penyerapan zat besi dalam tubuh.
Sebenarnya, anemia dapat dicegah
dengan mudah. Namun karena masyarakat terlalu menggampangkan, dan menganggap
hal itu hanya lemah, letih, dan lesu saja. Padahal, dampak dari anemia ini
sangat fatal bahkan menyebabkan kematian bagi ibu hamil. 
| 
1 | 
B.    
TUJUAN
1.      Tujuan
umum
Mahasiswa dapat dan mampu
melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dengan Anemia Berat.
2.      Tujuan
khusus
Setelah
melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan Anemia Berat diharapkan
mahasiswa dapat:
a.       Melakukan
pengkajian data pada ibu nifas dengan Anemia Berat
b.      Menginterpretasikan
data dan mendiagnosa ibu nifas dengan Anemia berat
c.       Menentukan
antisipasi sesuai diagnosa potensial pada ibu nifas dengan Anemia berat
d.      Merencanakan
asuhan untuk ibu nifas dengan Anemia berat.
e.       Melaksanakan
asuhan sesuai dengan perencanaan pada ibu nifas dengan Anemia berat
f.       Mengevaluasi
asuhan yang telah dilakukan pada ibu nifas dengan Anemia berat.
C.   
MANFAAT
1.      Bagi
Penulis
Penulis
dapat menerapkan teori yang diperoleh dari pendidikan secara nyata dilapangan
dalam hal melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan Anemia berat.
2.      Bagi
Instansi
Sebagai
metode untuk mengevaluasi seberapa jauh mahasiswa menerapkan teori yang diperoleh
dibangku kuliah dan mempraktekannya dilahan.
3.      Bagi
Masyarakat
Dapat
meningkatkan pengetahuan bagi ibu nifas dengan Anemia berat dan memperoleh
asuhan kebidanan yang optimal.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.   
PENGERTIAN
Anemia pada wanita masa nifas
(pasca persalinan) umum terjadi, sekitar 10% dan 22% terjadi pada wanita post
partum dari keluarga miskin (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008).
Pengaruh anemia pada masa nifas adalah terjadinya subvolusi uteri yang dapat
menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran
ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae (Prawirohardjo, 2005). Faktor - faktor yang
mempengaruhi anemia pada masa nifas adalah persalinan dengan perdarahan, ibu
hamil dengan anemia, nutrisi yang kurang, penyakit virus dan bakteri
(Prawirohardjo, 2005).
Anemia pada wanita tidak hamil
didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan
kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin
lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali
menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang
memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers
for disease control mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari
11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada
trimester kedua (Suheimi, 2007).
Anemia defisiensi besi adalah
anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan
zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel
darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan jenuh
transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding
Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat
yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali.
| 
3 | 
B.    
ETIOLOGI
Etiologi
anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu:
1.      Hipervolemia,
menyebabkan terjadinya pengenceran darah.
2.      Pertambahan
darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.
3.      Kurangnya
zat besi dalam makanan.
4.      Kebutuhan
zat besi meningkat.
5.      Gangguan
pencernaan dan absorbsi.
C.   
TANDA
DAN GEJALA
1.      Tanda
– tanda anemia
a.       Memiliki
rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis,rata, dan  mudah patah
b.      Lidah
tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging, stomatitis angularis,
pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut mulut
Ciri-ciri
anemia defisiensi besi:
1)      Mikrositosis
2)      Hipokromasia
3)      Anemia
ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak yang  bersifat normositer dan normokrom 
4)      Kadar
besi serum rendah
5)      Daya
ikat besi serum meningkat
6)      Protoporfirin
meningkat
7)      Tidak
dtemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.
2.      Gejala-gejalanya:
1.      Malnutrisi
2.      Glositis
berat(Lidah meradang, nyeri)
3.      Diare
4.      Kehilangan
nafsu makan
D.   
PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan
adanya kegagalan sumsum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau
keduanya. Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, makanan toksik, invasi tumor,
atau akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemolisis. Lisis sel darah merah terjadi dalam sel fagositik
atau dalam sistem retikulo endotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai
hasil sampingan dari proses tersebut, bilirubin yang terbentuk dalam fagosit
akan memasuki aliran darah. Apabila sel darah merah mengalami penghancuran
dalam sirkulasi, maka hemoglobin akan muneul dalam plasma. Apabila konsentrasi
plasmanya melebihi kapasitas hemoglobin plasma, hemoglobin akan berdifusi dalam
glomerulus ginjal dan ke dalam urine.
Pada dasarnya gejala anemia timbul
karena dua hal berikut:
a.       Anoksia
organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah ke
jaringan.
b.      Mekanisme
kompensasi tubuh terhadap anemia.
E.    
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
Secara umum prosedur diagnostik yang sering
dilakukan bagi klien dengan
Anemia yaitu:
1.      Melakukan
transfusi tukar
2.      Dilakukan
pemeriksaan kadar hemoglobin 
3.      Pemeriksaan
laboratorium
F.    
PENATALAKSANAAN
1.      Kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian terapi cairan infus dan transfusi darah.
2.      Menganjurkan
ibu untuk mobilisasi ringan setelah 2 jam postpartum seperti miring ke kiri atau
ke kanan dan setelah 6 jam post partum
ibu diperbolehkan duduk untuk mencegah tromboflebitis.
G.   
KOMPLIKASI
1.      Terjadi
subinvolusi uteri yang menyebabkan perdarahan (atonia uteri)
2.      Infeksi
puerperium
3.      Berkurangnya
pengeluaran ASI
4.      Retensio
Placenta
5.      Perlukaan
sukar sembuh
6.      Mudah
terjadi febris puerpuralis
H.   
DIAGNOSA
Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan
adanya anemia. Persentase sel darah merah dalam volume darah total (hematokrit)
dan jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksaan tersebut
merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU NIFAS PATHOLOGI
Ny.
D umur 30 tahun P1A0 1 hari post partum dengan Anemia
Berat
Di
RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
PURBALINGGA
Pengkajian hari tanggal     : Sabtu,
21 juli 2012
Pukul                                 :
16.00 wib
Tempat                              :
R. BOUGENVILE
       I.           
PENGKAJIAN
A.    Anamnesa
1.      Identitas
| 
Nama Ibu   : Ny. D | 
Nama suami : Tn. S | 
| 
Umur         : 30 tahun | 
Umur           : 30 tahun | 
| 
Pendidikan: SMP | 
Pendidikan  : SMP | 
| 
Pekerjaan   : IRT | 
Pekerjaan     : Swasta | 
| 
Agama       : Islam | 
Agama         : Islam | 
| 
Alamat       : Talagening 2/8 | 
Alamat        : Talagening 2/8 | 
2.      Alasan
datang             : Pasien pindahan dari ruang bersalin partus tanggal
20 juli 2012 jam 09.00 wib di BPS
dikirim oleh bidan karena terjadi perdarahan post partum..
3.      Keluhan
utama            : ibu mengatakan lemes dan pusing
Keluhan tambahan      : ibu mengatakan nafsu makannya berkurang.
4.      Riwayat
persalinan      
a.       Tempat
persalinan             : BPS
b.      Di
tolong oleh                   : Bidan
c.       Lama
persalinan                : Kala I, II,
III dan IV tidak terkaji
d.      Placenta                             : tidak terkaji
e.       Tali
pusat                           : tidak
terkaji
f.       Perineum                           : Ada luka jahitan grade II pada perineum
g.      Jumlah
perdarahan            : Kala I, II, III
dan IV tidak terkaji
h.      Selama
operasi                  : Tidak operasi
i.       
Komplikasi persalinan       : Perdarahan pervaginam
5.      Riwayat
bayi
a.       Masa
gestasi                      : 37 Minggu
b.      Lahir
tanggal                     : 20 Juli 2012   
Jam :09.00 WIB
c.       Apgar
score                       : tidak
terkaji
d.      Antropometri                    
PB                               :
48 cm
BB                               :
3100 gr
LD                               :
33 cm
LK                               :
34 cm
e.       Cacat
bawaan                    : tidak ada
Keterangan : bayi
di rumah
6.      Riwayat
post partum
a.       Status
emosional               : ibu merasa cemas
dengan keadaannya sekarang.
b.      Pola
makan                        : ibu makan
3x/hari, porsi sedang, (nasi, sayur, lauk)
c.       Pola
tidur                          : tidur
siang : 1 jam, tidur malam : 7 jam
d.      Eliminasi                           
BAK : 3-4 kali sehari, jumlah sedang, warna kuning
jernih, bau khas.
BAB : 1 kali sehari, warna kuning, bau khas.
e.       Mobilisasi                          : ibu sudah latihan duduk 
f.       Pengalaman
menyusui       : ibu belum pernah menyusui
sebelumnya.
g.      Seksualitas                                    : belum berhubungan seksual
7.      Personal
hygiene
a.       Membersihkan
alat kelamin : ibu membersihkan alat kelamin setelah BAK, BAB dan saat mandi.
b.      Mengganti
pakaian            : ibu mengganti pakaian
dalam setelah mandi atau jika merasa risih.
c.       Mengganti
pembalut         : ibu mengganti pembalut
jika sudah penuh.
d.      Mandi                                : ibu diseka 2 kali sehari
e.       Keramas
                           : ibu belum
keramas.
8.      Riwayat
KB
-         
Ibu mengatakan
sebelumnya tidak menggunakan KB.
B.     Pemeriksaan
1.      Keadaan
umum : cukup
Kesadaran  : Composmentis
2.      Tanda
vital
a.       Tekanan
darah : 110/70 mmHg
b.      Suhu
tubuh : 370C
c.       Denyut
nadi : 86 kali per menit
d.      Pernafassan  : 22 kali per menit
3.      Pemeriksaan
fisik
a.       Muka                     :
simetris, tidak odema
Konjungtiva          : pucat
Sklera                    : putih
b.      Mulut
dan gigi 
Gigi           : tidak ada caries
Lidah         : bersih
Stomatitis : tidak ada
c.       Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis.
d.      Dada
: pernafasan normal, tidak ada retraksi dinding dada.
Jantung      : normal
Paru           : normal
e.       Payudara
Pembesaran           : ada
Putting susu          : menonjol
Pengeluaran           : ada
Kelainan                : tidak ada
f.       Abdomen
TFU                       
: 3 jari di bawah pusat
Konsistensi            : keras
Nyeri/mules           : ada
Luka operasi          : tidak ada
g.      Genetalia
Perineum               : Ada luka jahitan perineum, grade 2
Vulva                    : tidak odema, tidak ada varises.
Lochea                  : rubra
Anus                      : tidak ada hemoroid
h.      Ekstremitas
atas dan bawah : tidak odema, pucat,
tidak ada kekakuan sendi, tidak ada varises.
C.     Pemeriksaan
Penunjang
Hb : 6,8 gr %         tanggal :
21 juli 2012 
Golongan Darah : A
    II.           
INTERPRETASI DATA
a.       Diagnosa
Kebidanan : Ny. D umur 30 tahun P1A0 1 hari post partum dengan anemia berat.
Dasar   S : Ibu mengatakan bernama Ny. D umur 30
tahun
 Ibu
mengatakan ini kelahiran anak yang pertama.
Ibu
mengatakan tidak pernah keguguran.
Ibu
mengatakan lemas, pusing
Ibu
mengatakan masih mengeluarkan darah sedikit.
                              O
: TTV : TD : 110/70 mmHg
N
: 86 kpm        Hb : 6,8
g/dl
R
: 22 kpm
S
: 370C
Konjungtiva : merah muda
Ekstremitas : pucat
Kontraksi : keras
PPV          :
sedikit, ± 30 cc
b.      Masalah     : Ibu cemas dengan keadaannya.
Dasar         : Ibu
mengatakan cemas dengan keadaannya sekarang.
 III.           
MENGIDENTIFIKASI
DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
Diagnosa / masalah
potensial        : Syok hipovolemik
Dasar : Hb : 6,8 gr %
 IV.           
IDENTIFIKASI DAN
MENETAPKAN KEBUTUHAN PENANGANGANAN SEGERA
-         
Kollaborasi dengan SpOG
untuk terapi lanjutan
Amoxcicilin 3x500
mg
Asam mefenamat
3x500 mg
Metil ergometrin 3x1
tablet
SF 2x1 tablet
-         
Transfuse darah 3 colf WB
    V.           
MERENCANAKAN ASUHAN
YANG MENYELURUH
Tanggal
: 21 juli 2012                                     jam
: 16. 25 Wib
1.      Beritahu
ibu tentang keadaannya sekarang
2.      Anjurkan
 ibu untuk istirahat yang cukup.
3.      Kolaborasi
dengan dr. Sp.OG untuk terapi
pengobatan (amox 3x500 mg, asam mefenamat
3x500 mg, metil ergo 3x1 tablet, SF 2x1 tablet) dan pemberian transfusi darah.
4.      Monitor reaksi alergi dari pemberian transfusi darah
5.      Jelaskan tentang tanda bahaya mas nifas
6.      KIE cara minum tablet Fe.
 VI.           
PELAKSANAAN
Tanggal
: 21 juli 2012                                     jam
: 16. 30 Wib
1.      Memberitahu
ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, yaitu ibu sekarang terkena anemia berat dan
memerlukan pengobatan, keadaan ibu cukup , TD : 110/70 mmHg, N: 86x/menit, R:
20x/menit, S: 370C
2.      Menganjurkan
pada ibu agar cukup istirahat
3.      Melakukan
kolaborasi dengan dr.Sp.OG untuk pemberian
terapi obat
(amox 3x500 mg, asam mefenamat 3x500 mg, metil ergo 3x1 tablet, SF 2x1 tablet)
dan pemberian transfusi darah 1 colf  WB.
4.      Memonitor reaksi alergi dari pemberian transfusi darah
5.      Menjelaskan tanda bahaya masa nifas, yaitu perdarahan
lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, demam lebih dari 2
hari dengan suhu lebih dari 37.50C, bengkak pada muka, tangan, kaki,
disertai sakit kepala hebat, nyeri atau panas didaerah tungkai, payudara
bengkak, berwarna kemerahan disertai rasa sakit.
6.      Melakukan KIE tentang cara minum tablet Fe yaitu diminum
dengan air putih atau dapat menggunakan sari buah untuk membantu mempercepat absorbsi
obat tersebut.
VII.           
EVALUASI
Tanggal : 21 Juli 2012                                     jam
: 
1.      Ibu
dan keluarga sudah tahu hasil pemeriksaan
2.      Ibu
bersedia mengikuti anjuran.
3.      Kolaborasi
dengan dr sudah dilakukan, transfusi darah colf
pertama WB terpasang pukul 18.00 wib.
4.      Tidak terjadi reaksi alergi dari pemasangan transfusi
5.      Ibu sudah mengetahui tanda bahaya masa nifas.
6.      Ibu sudah mengetahui cara minum tablet fe yang benar.
DATA
PERKEMBANGAN I
Tanggal 22 juli
2012                           jam
: 07.15 Wib
S :  ibu mengatakan masih lemas
Ibu mengatakan masih sedikit pusing
Ibu mengatakan masih perdarahan
O : KU : cukup,
ibu tampak anemis
Keasadaran : compos mentis
TTV : TD : 110/80mmHg             conjungtiva
: pucat
N
: 78 x/menit
R
: 22 x/menit                     S
: 36,90C
PPV
: Sedikit, ± 30 cc
Kontraksi
uterus : keras
Post transfusi colf I WB
Terpasang infus NaCl
A : Ny. D umur
30 tahun P1A0 2hari post partum dengan anemia berat.
P :
1.      Memberitahu
ibu dan keluarga keadaan ibu.
-         
Ibu dan keluarga sudah
tahu keadaan ibu.
2.      Mengobservasi  KU, perdarahan dan vital sign.
-         
KU : Cukup
-         
PPV : sedikit
-         
TD : 110/80mmHg
-         
N : 78x/menit
-         
S : 36,90C
-         
R : 22x/menit
3.      Memberikan transfusi darah Colf WB ke II
-         
Transfusi darah colf WB ke II jam 19.00, transfusi
habis jam 02.00
4.     
Memonitor reaksi
alergi dari pemberian transfusi darah colf WB ke II
-         
Tidak ada reaksi
alergi
5.      Menganjurkan
ibu untuk istirahat cukup dan makan makanan yang mengandung zat gizi besi
seperti sayuran hijau, hati, dan daging yang berwarna merah.
-         
Ibu bersedia mengikuti
anjuran
6.     
Menganjurkan ibu
untuk mobilisasi seperti jalan.
-         
Ibu bersedia
mengikuti anjuran
DATA
PERKEMBANGAN II
Tanggal : 23
juli 2012                                     jam
: 07.35 Wib
S : Ibu
mengatakan masih merasa sedikit pusing
Ibu mengatakan masih perdarahan sedikit.
Ibu mengatakan sudah tidak begitu lemas.
Ibu mengatakan ASI keluar.
O : KU : Cukup,
Ibu tampak anemis              Kesadaran :
Composmentis
TTV :
-         
TD : 130/90mmHg             - N
: 82x/menitnj
-         
R : 22x/menit                      - S : 36,50C
-         
PPV : sedikit, ± 30 cc         - Conjungtiva
: merah muda
-         
Kontraksi : keras                 -
ASI keluar
A : Ny. D umur
30 tahun P1A0 3 hari
post partum dengan anemia ringan.
P :
1.      Memasang
transfusi darah colf III jam 10.30 wib.
-         
Transfusi colf III
terpasang, habis jam 15.35
wib.
2.      Memberitahu
ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, bahwa keadaan ibu sudah membaik, dengan
hasil TD : 130/90mmHg, N : 82x/menit, R : 22x/menit, S : 36,50C.
-         
Ibu dan keluarga sudah
mengetahui tentang hasil pemeriksaan.
3.      Kolaborasi dengan institusi laborat untuk mpemeriksaan Hb
ulang post transfusi 3 colf.
-         
Hasil pemeriksaan
cek Hb ulang 9,7 g/dl , transfusi colf III habis jam 15.35 Wib.
4.      Menganjurkan
ibu untuk tetap makan makanan yang mengandung zat gizi besi.
-         
Ibu bersedia mengikuti
anjuran.
5.      Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI perah pada
bayinya.
-         
Ibu bersedia
memberikan ASI perah pada bayinya.
DATA PERKEMBANGAN III
Tanggal
: 24 Juli 2012                                                 jam
: 09. 30 wib
S
: Ibu mengatakan sudah tidak pusing dan tidak lemas.
 Ibu mengatakan
perdarahan hanya flek.
Ibu mengatakan belum KB dan ingin menggunakan KB implant.
O
: KU : Cukup                                  kesadaran
: composmentis
 Hb post transfusi
3 colf : 9,7 g/dl
ASI keluar
A
:
Ny.
D umur 30 tahun P1A0 4 hari
post partum dengan anemia ringan, calon
akseptor KB Implant.
P
: 
1.     
Melakukan konseling
tentang KB implant, yaitu pengertian KB implant, jenis KB implant, Efektifitas
dan Keterbatasan.
-         
Ibu sudah mengerti
tentang konseling yang telah disampaikan
2.     
Melakukan inform
consent untuk pemasangan KB implant
-         
Inform consent
telah dilakukan
3.     
Melakukan skrining
K4 sebelum pemasangan KB Implant
-         
Skrining K4 telah
dilakukan.
4.     
Melakukan
pemasangan KB Implant oleh petugas
-         
KB implant telah
terpasang.
5.     
Memberikan KIE post
pemasangan KB Implant, yaitu dalam beberapa hari akan terasa perih pada daerah
yang di pasang implant, hindari benturan, gesekan dan penekanan pada daerah
yang di pasang implant, jangan mengangkat beban yang berat selam 7 hari,
hindari daerah pemasangan dari air.
-         
Ibu sudah mengerti
tentang konseling yang telah diberikan.
6.     
Menjelaskan pada
ibu bahwa dirinya hari ini sudah boleh pulang, menganjurkan pada ibu untuk
kontrol 1 minggu lagi.
-         
Ibu sudah mengerti
dan bersedia untuk kontrol 1 minggu lagi.
BAB
IV
PEMBAHASAN
Setelah
melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan anemia berat pada tanggal 21
Juli 2012 sampai dengan tanggal 24 Juli 2012, penulis tidak menemukan kesenjangan atau pun perbedaan antara teori dan
praktek dilahan. Banyak persamaan antara teori dan praktek mengenai penanganan
anemia.
BAB
V
PENUTUP
A.   
KESIMPULAN
Anemia pada wanita tidak hamil
didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan
kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas.
Dalam memenuhi atau menangani
masalah tersebut pada perencanaan tindakan pelaksanaan asuhan kebidanan penulis
melakukan berdasarkan tujuan dan
klasifikasi dari jenis anemia tersebut. Pada evaluasi
diagnosa kebidanan Ny. “D” umur
30 tahun dengan anemia berat diperoleh hasil dari tujuan dan criteria sesuai
dengan bebas waktu yang telah ditetapkan.
Pemberian transfusi
darah dan terapi fe merupakan cara agar anemia tersebut cepat teratasi terutama
pada anemia berat, selain itu juga harus diimbangi dengan asupan nutrisi yang
baik, dan makan makanan yang mengandung zat gizi besi.
B.    
SARAN
1.      Bagi
Rumah Sakit
Diharapkan
petugas lebih biasa bertindak lebih cepat dan tepat dalam menghadapi pasien dengan anemia berat.
2.      Bagi
pasien
Untuk
mencapai keberhasilan dalam asuhan kebidanan pada ibu nifas patologis
diperlukan kerjasama yang baik antara pasien dan petugas kesehatan
3.     
Bagi Institusi
Pendidikan
Diharapkan bagi institusi untuk menyediakan literatur
khusus tentang anemia sehingga dalam pembuatan laporan panjang patologi asuhan
kebidanan ini memiliki sumber yang akurat, dan dapat berguna untuk masa yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin, A.B.
2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. YBP-SP, Jakarta. 
Prawirohardjo, Sarwono. 2004. Ilmu
Kebidanan. YBP-SP, Jakarta.
http://biechan.wordpress.com/anemia-dalam-masa-nifas/
Y,
Anggraeni. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas.
Cendekia Press. Yogyakarta
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar